Etoposid (Etoposide)

    Dalam dunia medis, khususnya dalam pengobatan kanker, etoposid diakui sebagai salah satu agen kemoterapi penting. Obat ini berperan aktif dalam membasmi sel kanker dengan cara mengganggu proses pembelahan sel.

    Golongan obat: penghambat mitosis Merek dagang: Etopul

    Apa itu Etoposid?

    Etoposid, atau yang juga dikenal dengan nama VP-16, adalah obat kemoterapi yang dipakai untuk menyembuhkan kanker paru jenis sel kecil (small cell lung cancer). Obat ini pun efektif untuk beberapa jenis kanker lain termasuk kanker testis, kanker ovarium, leukemia, dan limfoma. Etoposid bekerja dengan menghentikan replikasi DNA sel kanker, yang pada akhirnya dapat melambatkan atau menghentikan perkembangan sel kanker. Dokter umumnya meresepkan etoposid seorang diri atau dalam kombinasi dengan terapi kemoterapi lainnya. Hanya dokter yang bisa mengawasi penggunaan etoposid, dikarenakan masuk dalam kategori obat keras.

    Dosis Etoposid

    Etoposid diberikan oleh dokter melalui cara infus intravena dalam waktu 30 sampai 60 menit dengan dosis yang disesuaikan untuk tiap individu. Dosis disesuaikan berdasarkan jenis kanker, usia, luas permukaan tubuh pasien, dan kondisi kesehatannya.

    • Dosis untuk dewasa: Biasanya adalah 50–100 mg/m2 luas permukaan tubuh selama lima hari berturut-turut, atau 100–120 mg/m2 pada hari pertama, ketiga, dan kelima sesuai dengan jenis kanker dan kondisi pasien.
    • Dosis untuk anak-anak: Terutama pada kasus kanker darah seperti limfoma Hodgkin dan limfoma non-Hodgkin, adalah 75-150 mg/m2 luas permukaan tubuh setiap harinya, dilaksanakan antara dua hingga lima hari dalam kombinasi dengan agen antineoplastik lain.
    • Dosis untuk gangguan ginjal: Disesuaikan berdasarkan klirens kreatinin, bervariasi dari 75% hingga 100% dari dosis standard dewasa tergantung pada tingkat kerusakan ginjal.

    Aturan Pakai Etoposid

    Pemberian etoposid hanya boleh dilakukan oleh tenaga medis yang terlatih melalui infus lewat pembuluh darah. Durasi infus berkisar antara 30 hingga 60 menit dan dosisnya disesuaikan individual berdasarkan luas permukaan tubuh serta kondisi pasien. Pengobatan dengan etoposid dijadwalkan selama lima hari dan pengulangan dosis dianjurkan setiap tiga sampai empat minggu, tergantung pada respons pasien terhadap obat. Pasien juga perlu melakukan pemeriksaan tekanan darah dan tes darah lengkap secara rutin untuk memantau efek obat dan mencegah potensi risiko perdarahan serta infeksi.

    Efek Samping Etoposid

    Penggunaan etoposid mungkin menyebabkan efek samping, yang umumnya terbagi menjadi dua kategori:

    • Efek Samping Ringan: termasuk mual dan muntah, sakit perut, kehilangan nafsu makan, kesulitan menelan, gangguan pencernaan, rasa tidak nyaman di mulut, mati rasa, gatal, ruam kulit, dan kerontokan rambut sementara.
    • Efek Samping Serius: meliputi demam, rasa sakit di seluruh tubuh, bisul di mulut dan tenggorokan, mudah memar, perdarahan dari hidung atau mulut, kulit pucat, sesak napas, jantung berdebar, masalah penglihatan, kejang, nyeri dada mendadak, batuk kering, dan ruam kulit yang menyebar dan terkelupas. Bila muncul gejala yang mengkhawatirkan, dianjurkan untuk segera menghubungi dokter.

    Peringatan dan Perhatian saat Pakai Etoposid

    Obat ini dapat menyebabkan menurunnya jumlah sel darah merah, yang memerlukan pemantauan rutin melalui tes laboratorium. Selain itu, beberapa kondisi kesehatan dan situasi tertentu membutuhkan perhatian khusus, seperti:

    • Jika mengalami alergi terhadap etoposide atau bahan lain dalam obat.
    • Bila baru saja menerima vaksinasi tertentu.
    • Menunjukkan riwayat pengobatan kanker sebelumnya.
    • Jika sedang mengalami infeksi.
    • Memiliki kadar albumin rendah dalam darah, atau gangguan fungsi hati atau ginjal.
    • Memberitahukan semua obat yang sedang dikonsumsi termasuk obat resep dan nonresep, vitamin, suplemen, dan produk herbal.
    • Diskusi dengan dokter tentang kehamilan, rencana kehamilan, atau menyusui. Penyimpanan obat harus dalam suhu 2-8℃ dan jauhkan dari jangkauan anak-anak dan hewan.

    Efek Etoposid untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    Sebelum menggunakan etoposid pada masa kehamilan atau menyusui, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter. Karena obat ini bisa berpengaruh pada janin atau bayi, perlu pertimbangan mendalam untuk memastikan manfaat melebihi risiko yang ada. Disarankan untuk menggunakan kontrasepsi selama perawatan dan enam bulan pasca perawatan. Ibu menyusui tidak dianjurkan memberikan ASI jika sedang menggunakan etoposid karena risiko transfer obat ke bayi.

    Interaksi Etoposid dengan Obat Lain

    Etoposid mempunyai potensi interaksi dengan berbagai jenis vaksin dan obat lain yang dapat mempengaruhi efektivitas dan meningkatkan risiko efek samping. Beberapa contoh obat yang bisa berinteraksi dengan etoposid adalah siklosporin, sisplatin, fenitoin, warfarin, aspirin, dan antrasiklin. Penting untuk memberitahukan dokter tentang semua produk yang sedang dikonsumsi untuk menghindari interaksi yang dapat berakibat buruk. Dokter bisa menyarankan penyesuaian dosis obat sebagai langkah pencegahan.

    Mau konsultasi seputar obat dan kesehatan?

    Tanya Apoteker
    Catatan
    FAVO Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
    Kembali ke blog

    Produk Rekomendasi

    Tutup

    Ditinjau secara medis oleh apt. Diana Fatria, S. Farm

    Artikel terkait