Diclofenac

    Diclofenac digunakan sebagai obat untuk mengatasi inflamasi dan rasa sakit. Ini sangat efektif dalam mengurangi rasa nyeri yang muncul pada kondisi seperti dismenore, rasa sakit setelah operasi, atau nyeri artikular yang terkait dengan artritis.

    Golongan obat: Obat antiinflamasi nonsteroid Merek dagang: Aclonac, Cataflam, Clofecon, Diclofenac Potassium, Diclofenac Sodium, Eflagen, Exaflam, Fenavel, Hotin DCL, Kaflam, Lafen, Neuralgin Rhema, Scantaren, Renadinac, Simflamfas, Voltadex, Voltaren, Zelona, Zegren

    Apa itu Diclofenac?

    Diclofenac adalah obat antiinflamasi nonsteroid yang berfungsi mengurangi radang dan sakit dengan menghambat pembentukan prostaglandin, senyawa yang memicu inflamasi saat terjadi cedera.

    Dosis Diclofenac

    Diclofenac datang dalam berbagai formulasi seperti pil, kapsul, injeksi, gel, tetes mata, dan supositoria.

    Dosis yang direkomendasikan untuk diclofenac berbeda tergantung pada usia, bentuk obat, dan kondisi klinis yang akan diatasi:

    • Dewasa: Dosis oral biasanya berkisar antara 50 mg 2-3 kali sehari.
    • Anak: Untuk anak di atas 14 tahun, dosis adalah 25 mg 3 kali sehari atau 50 mg 2 kali sehari. Anak-anak usia 1-12 tahun yang menderita arthritis juvenil kronis diberikan dosis 1-3 mg/kgBB per hari.

    Aturan Pakai Diclofenac

    Consultasikan dengan dokter jika nyeri tidak mereda setelah 10 hari menggunakan diclofenac. Ikuti selalu petunjuk dokter serta arahan yang ada pada label obat. Cara pemakaian diclofenac bergantung pada formulasi obat yang digunakan, sebagaimana dirinci di bawah ini.

    Efek Samping Diclofenac

    Efek samping yang mungkin timbul setelah mengonsumsi diclofenac antara lain:

    • Gangguan pencernaan atau heartburn
    • Mual atau perut kembung
    • Gangguan buang air seperti diare atau sembelit
    • Gejala saraf seperti pusing, kantuk, atau sakit kepala

    Peringatan dan Perhatian saat Pakai Diclofenac

    Sebelum mengonsumsi diclofenac, perhatikan hal-hal berikut:

    • Pastikan dokter mengetahui jika Anda memiliki alergi.
    • Hindari penggunaan pada pasien dengan riwayat operasi bypass jantung.
    • Laporkan jika Anda memiliki riwayat asma, penyakit jantung, hipertensi, gangguan pembekuan darah, perdarahan saluran pencernaan, stroke, tukak lambung, edema, atau penyakit ginjal.
    • Informasikan jika Anda adalah perokok atau memiliki kebiasaan minum alkohol.
    • Diskusikan penggunaan diclofenac jika Anda hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan.
    • Laporkan semua obat, suplemen, atau produk herbal yang sedang Anda konsumsi.

    Efek Diclofenac untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    Diclofenac masuk dalam kategori C pada trimester pertama dan kedua, yang artinya sebaiknya dihindari kecuali manfaat yang diharapkan lebih besar dari risiko yang mungkin terjadi terhadap janin. Pada trimester ketiga, diclofenac dikategorikan sebagai D kerana berisiko terhadap janin. Selain itu, diclofenac dapat berpindah ke ASI. Konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan diclofenac jika Anda sedang hamil atau menyusui.

    Interaksi Diclofenac dengan Obat Lain

    Diclofenac bisa berinteraksi dengan beberapa jenis obat, termasuk:

    • Risiko perdarahan bisa meningkat jika dikombinasikan dengan NSAID lain, obat pengencer darah, antidepresan jenis SSRI, atau kortikosteroid.
    • Risiko hiperkalemia naik jika dikombinasikan dengan obat diuretik hemat kalium, ciclosporin, atau tacrolimus.
    • Efektivitas obat ACE inhibitor atau penghambat beta bisa berkurang.
    • Kadar phenytoin, methotrexate, lithium, atau digoxin dalam darah bisa naik.
    • Konsentrasi diclofenac dalam darah bisa meningkat jika digunakan bersamaan dengan voriconazole atau amiodarone.

    Mau konsultasi seputar obat dan kesehatan?

    Tanya Apoteker
    Catatan
    FAVO Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
    Kembali ke blog

    Produk Rekomendasi

    Tutup

    Ditinjau secara medis oleh apt. Diana Fatria, S. Farm

    Artikel terkait