Dilantin

    Epilepsi merupakan kondisi neurologis yang ditandai dengan serangan kejang berulang. Dalam menangani gejala epilepsi, pengidap seringkali diresepkan obat antikonvulsan seperti Dilantin.

    Golongan obat: antikonvulsan Kandungan obat: fenitoin natrium

    Apa itu Dilantin?

    Sebagai agen anti-epilepsi, Dilantin atau fenitoin natrium memainkan peran penting dalam mengurangi frekuensi dan intensitas kejang pada penderita epilepsi dengan cara membatasi aktivitas elektrik yang berlebihan di otak. Selain itu, Dilantin memiliki berbagai kegunaan, termasuk mengatur kejang tonik-klonik besar atau grand mal, mengelola kejang parsial kompleks, dan mencegah kejang selama atau setelah prosedur bedah saraf.

    Sediaan dan dosis

    Dilantin tersedia dalam kapsul dan formulasi injeksi. Setiap kapsul berisi 100 mg fenitoin natrium, dengan dosis inisial tiga kali sehari bagi pasien dewasa baru. Dosis pemeliharaan dapat diatur hingga 3-4 kali sehari atau dosis tunggal harian 300 mg setelah terkontrol. Untuk anak-anak, dosis dimulai dari 5 mg/kg berat badan per hari dengan batas maksimum 300 mg, yang dapat dibagi menjadi dua atau tiga dosis. Remaja di atas 6 tahun mungkin perlu dosis seperti pada orang dewasa. Dilantin injeksi digunakan khusus untuk kondisi tertentu dengan dosis yang dihitung berdasarkan berat badan, yakni 10-15 mg/kg untuk dewasa dan 15-20 mg/kg untuk anak-anak, dengan kecepatan maksimum 50 mg per menit.

    Aturan pakai obat Dilantin

    Konsumsi kapsul Dilantin sesuai arahan medis, tanpa mengubah bentuk kapsul. Sedangkan injeksi Dilantin harus diberikan oleh profesional medis, dan pada kondisi tertentu pasien mungkin harus menjalani pemeriksaan darah. Penghentian penggunaan Dilantin harus berkonsultasi dengan dokter untuk menghindari peningkatan risiko kejang.

    Efek samping Dilantin

    Penggunaan Dilantin berpotensi menyebabkan beberapa efek samping, antara lain:

    • Kelelahan
    • Keadaan bingung
    • Gerakan mata tak wajar
    • Masalah keseimbangan dan koordinasi
    • Pembicaraan yang tidak jelas

    Pada beberapa kasus, Dilantin juga dapat memicu perubahan emosi, ansietas, depresi, hingga pikiran suïsidal, terutama pada individu dengan riwayat kesehatan mental. Efek samping serius atau reaksi alergi seperti takikardia, nyeri dada, pusing parah, ruam, demam, dan gejala lain dari gangguan sistemik harus segera dilaporkan kepada dokter.

    Peringatan dan Perhatian saat Pakai Dilantin

    Dilantin memerlukan perhatian khusus saat digunakan, khususnya bagi individu dengan kondisi berikut ini:

    • Risiko alergi
    • Masalah hepatis atau renal
    • Kebiasaan mengonsumsi alkohol
    • Penggunaan simultan dengan obat epilepsi

    Efek Dilantin untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    Fenitoin pada Dilantin memiliki potensi risiko signifikan terhadap kehamilan, dengan adanya kemungkinan Fetal Hydantoin Syndrome pada bayi yang menyebabkan berbagai masalah kesehatan dan perkembangan. Selama laktasi, fenitoin dalam dosis kecil yang masuk ke dalam ASI tidak cenderung berakibat pada bayi, namun konsultasi dengan dokter tetap dianjurkan untuk memastikan keselamatan ibu dan anak.

    Interaksi dengan obat lain

    Interaksi obat merupakan salah satu aspek penting yang perlu dipertimbangkan saat menggunakan Dilantin. Beberapa obat yang dapat memengaruhi kadar fenitoin dalam darah, di antaranya:

    • Obat yang meningkatkan kadar fenitoin, misalnya amiodaron dan klordiazepoksida
    • Obat yang menurunkan kadar fenitoin, seperti karbamazepin
    • Antidepresan trisiklik
    • Hormon estrogen dan kontrasepsi oral
    • Antikoagulan
    • Vitamin D

    Selalu diskusikan penggunaan obat gabungan dengan dokter atau apoteker untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan.

    Mau konsultasi seputar obat dan kesehatan?

    Tanya Apoteker
    Catatan
    FAVO Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
    Kembali ke blog

    Produk Rekomendasi

    Tutup

    Ditinjau secara medis oleh apt. Diana Fatria, S. Farm

    Artikel terkait