Spironolactone

    Spironolactone merupakan obat yang sering diresepkan untuk pengelolaan tekanan darah tinggi atau hipertensi. Obat ini juga bermanfaat dalam terapi kegagalan jantung, defisiensi kalium atau hipokalemia, sirosis hati, dan kondisi dimana tubuh menghasilkan hormon aldosteron secara berlebihan, dikenal sebagai hiperaldosteronisme.

    Golongan obat: Diuretik hemat kalium Merek dagang: Aldactone, Carpiaton, Letonal, Spirola, Spironolactone

    Apa itu Spironolactone?

    Spironolactone tergolong dalam kelas diuretik yang bertujuan untuk mempertahankan keseimbangan kalium dalam tubuh. Obat ini menghambat reabsorpsi garam dan air berlebih, sekaligus menjaga kadar kalium darah agar tidak turun terlalu rendah, yang membantu meningkatkan produksi urine dan menurunkan tekanan darah.

    Dosis Spironolactone

    Dosis spironolactone ditentukan berdasarkan kondisi medis dan respons tubuh pasien. Dewasa umumnya dianjurkan dosis awal antara 25 mg hingga 100 mg per hari yang bisa dibagi menjadi beberapa dosis. Anak-anak mendapatkan dosis berdasarkan berat badannya, yaitu 1–3 mg/kg berat badan per hari yang juga bisa dibagi dalam beberapa dosis. Dokter akan menyesuaikan dosis berdasarkan perkembangan kondisi pasien.

    Aturan Pakai Spironolactone

    Spironolactone harus dikonsumsi sesuai resep dokter dan anjuran yang tercantum pada kemasan. Minum obat ini setelah makan untuk mengurangi efek samping seperti mual dan muntah. Sebaiknya diminum pada pagi hari untuk mencegah gangguan tidur karena seringnya buang air kecil. Jangan lupa untuk meminumnya sebelum pukul 18.00 jika harus diminum dua kali sehari.

    Efek Samping Spironolactone

    Mengonsumsi spironolactone dapat menimbulkan beberapa efek samping, antara lain:

    • Pusing
    • Sakit kepala
    • Kondisi mengantuk
    • Perasaan mual
    • Muntah
    • Diare Timbulnya efek samping yang berat harus segera diperiksakan kepada dokter, seperti reaksi alergi atau masalah kesehatan serius termasuk pembengkakan payudara pada pria atau wanita dan masalah urine.

    Peringatan dan Perhatian saat Pakai Spironolactone

    Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum mengonsumsi spironolactone mencakup:

    • Kontraindikasi pada pasien yang alergi terhadap obat ini
    • Pemberitahuan pada dokter tentang riwayat penyakit yang dialami
    • Penghindaran mengemudi atau mengoperasikan mesin setelah minum obat ini
    • Pemberitahuan pada dokter tentang operasi yang akan dijalani
    • Konsultasi terkait penggunaan obat lain untuk menghindari interaksi obat
    • Pemeriksaan ke dokter jika terjadi reaksi alergi atau overdosis

    Efek Spironolactone untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    Terhadap ibu hamil, spironolactone masuk dalam Kategori C dimana belum ada studi terkontrol pada manusia. Penggunaannya sebaiknya apabila manfaatnya melebihi risiko potensial terhadap janin. Ibu menyusui disarankan berkonsultasi dengan dokter karena obat ini dapat terserap ke dalam ASI.

    Interaksi Spironolactone dengan Obat Lain

    Spironolactone berpotensi berinteraksi dengan beberapa obat lain, antara lain:

    • ACE inhibitor yang bisa meningkatkan risiko hiperkalemia
    • Penggunaan bersama OAINS yang bisa menurunkan efektivitas spironolactone
    • Meningkatnya efek samping dari lithium dan digoxin
    • Risiko asidosis metabolik dan hiperkalemia dengan colestyramine Penting untuk berdiskusi dengan dokter tentang obat-obatan yang sedang dikonsumsi untuk menghindari interaksi berbahaya.

    Mau konsultasi seputar obat dan kesehatan?

    Tanya Apoteker
    Catatan
    FAVO Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
    Kembali ke blog

    Produk Rekomendasi

    Tutup

    -

    Artikel terkait