Alfentanil

    Alfentanil dipergunakan untuk mengurangi rasa sakit dari tingkat sedang hingga tinggi, khususnya dalam proses pemasangan alat bantu pernapasan dan ventilator. Obat ini juga berfungsi dalam proses anestesi umum.

    Golongan obat: opioid Merk dagang: -

    Apa Itu Alfentanil

    Alfentanil adalah obat penghilang rasa sakit yang termasuk ke dalam kelas obat opioid. Ia bekerja dengan menghalangi transmisi sinyal nyeri di sistem saraf pusat yang menjadikan tubuh tidak merasakan sakit. Obat ini hanya tersedia dalam bentuk injeksi dan harus digunakan di bawah pengawasan medis ketat di lingkungan rumah sakit.

    Dosis Alfentanil

    Dosis alfentanil akan ditentukan oleh dokter berdasarkan keperluan penggunaan, usia, dan keadaan pasien. Berikut adalah dosis umum alfentanil untuk orang dewasa yang disesuaikan dengan tujuan pemberiannya:

    Untuk meredakan nyeri saat pemasangan alat bantu napas:

    • Dosis awal: 3-8 mcg/kgBB
    • Dosis pemeliharaan: 3-5 mcg/kgBB melalui infus dengan aliran 0,5-1 mcg mv/kgBB per menit.

    Untuk induksi atau memulai anestesi:

    • Dosis awal: 130-245 mcg/kgBB, disuntikkan secara perlahan selama 3 menit.
    • Dosis pemeliharaan: 0,5-1,5 mcg/kgBB per menit yang diberikan selama prosedur bedah.

    Dosis untuk lansia diawali dengan yang paling rendah, kemudian dapat ditingkatkan sesuai kebutuhan.

    Aturan Pakai Alfentanil

    Alfentanil injeksi akan diberikan oleh dokter atau oleh tenaga medis terlatih di bawah pengawasan seorang dokter di fasilitas rumah sakit. Administrasi obat ini dilakukan melalui injeksi langsung ke pembuluh darah vena (intravena/IV) atau lewat infus IV sesuai dengan petunjuk dokter.

    Selama pemberian alfentanil, pemantauan ketat atas respirasi, tekanan darah, dan denyut jantung pasien akan dilakukan oleh dokter. Pastikan untuk mengikuti semua instruksi dan anjuran dokter sebelum, selama, dan setelah prosedur pemberian alfentanil.

    Efek Samping Alfentanil

    Walaupun alfentanil diberikan di bawah pengawasan medis yang ketat di rumah sakit, tetap ada kemungkinan efek samping yang dapat timbul, seperti:

    • Gangguan ritme jantung, bradikardia, atau takikardia
    • Hipertensi atau hipotensi
    • Rasa mual atau muntah
    • Apnea atau berhenti bernapas
    • Masalah pada pergerakan
    • Bermunculan keringat berlebih atau sensasi hangat (flushing)
    • Keadaan lemas, kelelahan berlebih, kecemasan, atau kejang

    Dokter akan memberikan penanganan apabila pasien mengalami efek samping ini selama atau sesudah pengobatan dengan alfentanil.

    Peringatan dan Perhatian saat Pakai Alfentanil

    Beberapa hal yang harus diketahui sebelum menggunakan alfentanil antara lain:

    • Informasikan kepada dokter jika Anda memiliki alergi terhadap obat ini atau riwayat alergi lainnya
    • Tidak dianjurkan bagi pasien dengan gangguan pernapasan akut atau peningkatan tekanan intrakranial
    • Beritahukan dokter mengenai adanya riwayat kecanduan alkohol atau penyalahgunaan zat
    • Sampaikan jika Anda memiliki kondisi medis tertentu seperti penyakit ginjal, jantung, masalah nafas, atau cedera kepala
    • Jika Anda menggunakan suplemen, produk herba, atau obat-obatan lain, khususnya MAOI, segera informasikan ke dokter
    • Informasikan pada dokter jika Anda hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan
    • Segera laporkan kepada dokter apabila terjadi reaksi alergi medis, efek samping serius, atau overdosis pasca pemberian injeksi alfentanil.

    Efek Alfentanil untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    Pada ibu hamil, alfentanil tergolong dalam Kategori C, di mana studi pada hewan perlihatkan efek samping pada janin tetapi belum ada bukti pada manusia. Pemakaian sebaiknya hanya jika manfaat yang diharapkan melebihi risiko terhadap janin.

    Untuk ibu menyusui, alfentanil dapat masuk ke ASI. Konsumsi alfentanil seharusnya dihindari dan perlu konsultasi dokter sebelum digunakan oleh ibu yang sedang menyusui.

    Interaksi Alfentanil dengan Obat Lain

    Alfentanil dapat mengalami interaksi obat yang berpotensi menyebabkan efek samping apabila dikombinasikan dengan obat lain, seperti:

    • Risiko peningkatan depresi pernapasan bersamaan dengan penggunaan ketoconazole, ritonavir, erythromycin, diltiazem, atau cimetidine
    • Risiko efek samping fatal jika digunakan bersama barbiturat, benzodiazepine, atau antipsikosik
    • Peningkatan kadar obat propofol dalam darah
    • Risiko bradikardia atau hipotensi jika digunakan bersama penghambat beta
    • Risiko terjadinya henti jantung dan denyut jantung melambat jika digunakan bersama relaksan otot
    • Risiko terjadinya sindrom serotonin jika digunakan bersama MAOI

    Mau konsultasi seputar obat dan kesehatan?

    Tanya Apoteker
    Catatan
    FAVO Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
    Kembali ke blog

    Produk Rekomendasi

    Tutup

    Ditinjau secara medis oleh apt. Diana Fatria, S. Farm

    Artikel terkait