Disulfiram

    Untuk membantu individu mengatasi ketergantungan alkohol, dokter mungkin akan meresepkan Disulfiram. Obat ini tidak dapat mengobati kecanduan, tetapi membantu dengan menimbulkan efek yang tidak menyenangkan ketika alkohol dikonsumsi. Disulfiram hadir dalam format tablet.

    Golongan obat: Antagonis alkohol Merek dagang: -

    Apa itu Disulfiram?

    Disulfiram berfungsi sebagai pendukung terapi dalam menghadapi ketergantungan alkohol. Dengan menimbulkan reaksi seperti nyeri dada, mual, sakit kepala, dan palpasi setelah konsumsi alkohol, obat ini diharapkan dapat mengurangi minat konsumsi minuman beralkohol. Penggunaan Disulfiram dilakukan bersamaan dengan upaya terapi perilaku, psikoterapi, atau konseling.

    Dosis Disulfiram

    Dosis obat ini ditentukan oleh dokter sesuai dengan kebutuhan pasien. Untuk pengobatan ketergantungan alkohol, dosis awal biasanya adalah 800 mg satu kali sehari, yang kemudian dikurangi hingga mencapai dosis pemeliharaan yaitu 100-200 mg per hari.

    Cara Mengonsumsi Disulfiram dengan Benar

    Disulfiram harus dikonsumsi sesuai instruksi medis dan petunjuk pada kemasan. Tidak boleh mengubah dosis secara sembarangan. Menghindari konsumsi alkohol dan produk yang mengandung alkohol merupakan bagian dari pengobatan. Obat ini dapat diminum pada pagi atau malam hari dan harus disimpan jauh dari sinar matahari serta di luar jangkauan anak-anak.

    Efek Samping Disulfiram

    Konsumsi Disulfiram dapat menyebabkan beberapa efek samping seperti:

    • Rasa kantuk
    • Kelelahan yang tidak biasa
    • Sakit kepala
    • Munculnya jerawat
    • Sensasi rasa logam atau bawang di mulut

    Efek samping serius dapat meliputi penurunan libido, perubahan suasana hati, gangguan penglihatan, kejang, atau gejala seperti sakit perut yang parah, penyakit kuning, dan lainnya yang memerlukan penanganan medis segera.

    Peringatan dan Perhatian saat Pakai Disulfiram

    Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum dan selama penggunaan Disulfiram mencakup:

    • Adanya riwayat alergi terhadap obat ini
    • Riwayat penyakit lever, ginjal, diabetes, epilepsi, cedera kepala, gangguan tiroid, atau kondisi psikologis tertentu
    • Penggunaan suplemen, produk herbal, atau obat-obatan tertentu
    • Penghindaran konsumsi alkohol selama pengobatan hingga 14 hari setelah pemberhentian obat
    • Risiko mengemudi atau melakukan pekerjaan yang memerlukan kewaspadaan
    • Informasi kepada dokter tentang perawatan atau operasi yang akan dilakukan
    • Status kehamilan atau keinginan merencanakan kehamilan

    Efek Disulfiram untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    Disulfiram masuk kategori C dalam penggunaan pada ibu hamil, di mana belum ada studi terkontrol pada wanita hamil yang memastikan keamanan penggunaannya. Kategori ini mencatat adanya efek samping pada studi hewan yang menunjukkan risiko tinggi pada janin. Sedangkan pada ibu menyusui, belum diketahui apakah Disulfiram dapat terkontaminasi ke dalam ASI. Oleh karena itu, konsultasi dengan dokter sangat disarankan.

    Interaksi Disulfiram dengan Obat Lain

    Disulfiram dapat berinteraksi dengan obat-obatan lain dan menimbulkan efek samping seperti:

    • Efek toksik yang meningkat dengan penggunaan metronidazole
    • Peningkatan efektivitas obat antikoagulan, phenytoin, atau teofilin
    • Risiko perilaku abnormal ketika digunakan dengan benzodiazepine
    • Meningkatnya konsentrasi disulfiram dalam darah jika dikombinasikan dengan paraldehyde
    • Reaksi tidak nyaman atau peningkatan efek saat berinteraksi dengan amitriptyline atau chlorpromazine

    Selalu informasikan kepada dokter jenis-jenis obat yang sedang dikonsumsi untuk menghindari potensi interaksi obat yang berisiko.

    Mau konsultasi seputar obat dan kesehatan?

    Tanya Apoteker
    Catatan
    FAVO Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
    Kembali ke blog

    Produk Rekomendasi

    Tutup

    Ditinjau secara medis oleh apt. Diana Fatria, S. Farm

    Artikel terkait