Docetaxel

    Docetaxel merupakan agen kemoterapeutik yang digunakan untuk menangani beragam jenis kanker termasuk kanker payudara, kanker di area kepala dan leher, kanker prostat, kanker lambung, serta kanker jenis non-small cell lung cancer. Obat ini dapat digunakan secara mandiri atau dikombinasikan dengan antikanker lain.

    Golongan obat: kemoterapi Merek dagang: Brexel, Belotaxel, Daxotel, Docetaxel, Docetaxel Actavis, Docetaxel Trihydrate, Docehope, Doceran, Dochemo, Doxel, Doxetasan, Doxomed, Fonkodec, Oncotaxel, Taceedo, Taxotere

    Apa itu Docetaxel?

    Docetaxel adalah obat resep yang tergolong dalam kategori kemoterapi atau antikanker. Obat ini bermanfaat dalam pengobatan kanker payudara, kanker paru-paru, kanker lambung, kanker prostat, dan kanker di leher serta kepala. Khusus digunakan oleh individu dewasa dan memiliki bentuk obat suntik. Dalam konteks kehamilan dan menyusui, termasuk ke dalam Kategori D, yang artinya walaupun terdapat risiko terhadap janin manusia, namun dapat diberikan untuk keadaan medis tertentu dimana manfaatnya dirasakan lebih besar.

    Dosis dan Aturan Pakai Docetaxel

    Dokter akan menyesuaikan dosis docetaxel suntik berdasarkan berbagai faktor termasuk ukuran permukaan tubuh pasien (LPT), tipe kanker yang diobati, serta respon pasien terhadap pengobatan. Pada umumnya, untuk kanker payudara, dosis yang direkomendasikan berkisar 60-100 mg/m² LPT dengan interval pemberian melalui infus 1 jam setiap 3 minggu. Untuk kanker paru, lambung, prostat, dan leher serta kepala, dosisnya adalah 75 mg/m² LPT dengan cara pemberian yang sama.

    Cara Menggunakan Docetaxel dengan Benar

    Docetaxel disuntikkan langsung oleh dokter atau tenaga medis profesional di bawah supervisi medis di fasilitas rumah sakit. Pasien disarankan untuk mengikuti petunjuk dari dokter selama periode pengobatan dan memperbanyak konsumsi air putih. Pemeriksaan kesehatan rutin termasuk tes darah, evaluasi mata, fungsi hati, dan ginjal sangat penting untuk memantau kondisi dan kemungkinan efek samping yang muncul dari penggunaan docetaxel.

    Efek Samping dan Bahaya Docetaxel

    Efek samping yang mungkin timbul dari penggunaan docetaxel mencakup:

    • Mual atau muntah
    • Pusing, kantuk, atau sensasi kehilangan konsentrasi
    • Iritasi, nyeri, dan pembengkakan di lokasi suntik
    • Kehilangan nafsu makan
    • Kehilangan rambut atau perubahan pada warna kuku
    • Mata merah dan berair
    • Sembelit

    Beberapa efek samping serius yang membutuhkan perhatian medis segera antara lain infeksi, kecenderungan memar atau mimisan, nyeri dada, gangguan irama jantung, mati rasa, lemas, atau kesemutan pada ekstremitas, reaksi kulit berat seperti kemerahan atau pengelupasan, gangguan penglihatan, serta gejala sindrom tumor lisis.

    Peringatan Sebelum Menggunakan Docetaxel

    Berikut adalah sejumlah peringatan dan hal yang harus diperhatikan sebelum mengonsumsi docetaxel:

    • Informasikan kepada dokter mengenai alergi yang Anda derita.
    • Jalani pengujian kadar neutrofil dan fungsi hati sebelum pengobatan.
    • Diskusikan dengan dokter jika memiliki riwayat penyakit jantung, paru, neuropati, hipertensi, atau gangguan sistem imun.
    • Jangan mengemudikan kendaraan setelah pemberian obat ini karena adanya potensi pusing.
    • Adanya kebutuhan untuk menerapkan kontrol kehamilan yang efektif selama pengobatan dan sampai 6 bulan setelah terapi selesai.
    • Hindari kontak dekat dengan orang yang menderita penyakit infeksi.
    • Segera lapor dokter jika mengalami reaksi alergi atau overdosis.

    Efek Docetaxel untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    Untuk wanita hamil, docetaxel sebaiknya dibatasi penggunaannya dan hanya pada kasus tertentu di mana manfaatnya dianggap lebih besar daripada risiko. Pemakaian obat ini tidak dianjurkan bagi ibu menyusui karena risiko obat masuk ke dalam ASI.

    Interaksi Docetaxel dengan Obat Lain

    Beberapa contoh interaksi obat yang dapat terjadi saat docetaxel dikonsumsi bersama obat lain yaitu:

    • Kurang efektifnya vaksin hidup
    • Peningkatan risiko infeksi serius saat digunakan dengan adalimumab atau bariticinib
    • Peningkatan risiko efek samping saat dikombinasikan dengan amiodarone, ceritinib, atazanavir, erythromycin, ketoconazole, ritonavir, atau verapamil

    Mau konsultasi seputar obat dan kesehatan?

    Tanya Apoteker
    Catatan
    FAVO Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
    Kembali ke blog

    Produk Rekomendasi

    Tutup

    Ditinjau secara medis oleh apt. Diana Fatria, S. Farm

    Artikel terkait