Tinidazole

    Tinidazole umumnya dipakai untuk menanggulangi infeksi akibat dari beberapa jenis bakteri, jamur, dan parasit. Berikut merupakan informasi mendetail mengenai golongan, merk, dan hal-hal penting lainnya yang berkaitan dengan tinidazole.

    Golongan obat: antijamur, antiprotozoa, antibiotik. Merek dagang: Fasigyn, Flatin.

    Apa itu Tinidazole?

    Tinidazole adalah sebuah obat yang diresepkan untuk mengatasi infeksi vagina yang dipicu oleh parasit tertentu. Obat ini tergolong dalam golongan nitroimidazol, sebuah kelas antibiotik yang efektif melawan pertumbuhan bakteri dan protozoa berbahaya. Beberapa jenis infeksi bakteri dan parasit yang umum diobati dengan tinidazole diantaranya adalah trichomoniasis, giardiasis, amebiasis, serta bacterial vaginosis. Di samping itu, dokter juga mungkin akan meresepkan tinidazole untuk menangani infeksi bakteri lainnya sesuai kondisi klinis pasien.

    Dosis Tinidazole

    Di Indonesia, tinidazole tersedia dalam bentuk tablet dan tablet salut selaput dengan dosis standar 500 mg. Pemberian obat ini harus sesuai resep dokter dan disertai dengan pengawalan medis, terutama jika durasi penggunaan melampaui tiga hari. Dianjurkan untuk mengonsumsi tinidazole bersamaan dengan makanan guna meredakan ketidaknyamanan pada pencernaan. Berikut adalah dosis yang dianjurkan berdasarkan jenis penyakit:

    • Trichomoniasis: Dewasa 2 gram sekali minum saat makan, sama halnya dengan pasangan seksual mereka.
    • Giardiasis: Dewasa 2 gram sekali minum. Anak di atas 3 tahun dengan dosis 50 mg/kg berat badannya sekali minum.
    • Amebiasis: Untuk dewasa pada amebiasis usus dan abses hati adalah 2 gram sekali minum selama 3-5 hari berturut-turut; sedangkan untuk anak-anak ialah 50 mg/kg berat badannya sekali minum dalam rentang yang sama.
    • Bacterial vaginosis: Dewasa dengan dosis 2 gram sekali minum selama 2 hari, atau 1 gram sekali minum selama 5 hari berturut-turut.

    Instruksi dan arahan dokter serta label kemasan obat harus dipatuhi, dan jangan pernah mengubah dosis atau menghentikan pengobatan tanpa izin medis.

    Aturan Pakai Tinidazole

    Bagi pengguna obat tinidazole, penting untuk mematuhi petunjuk dan dosis yang tertera pada label kemasan obat atau sesuai dengan arahan dokter. Perubahan dosis serta tindakan memulai dan menghentikan penggunaan obat tanpa sepengetahuan dokter dilarang, karena dikhawatirkan bisa mengakibatkan konsekuensi yang tidak diinginkan. Sebaiknya obat dikonsumsi bersamaan dengan makanan untuk meminimalisir gangguan pencernaan.

    Efek Samping Tinidazole

    Tiap obat memiliki potensi efek samping, dan tinidazole pun demikian. Efek samping yang mungkin terjadi termasuk:

    • rasa mual,
    • hilang selera makan (anoreksia),
    • kram pada perut,
    • muntah,
    • sembelit,
    • kelemahan umum,
    • pusing atau sakit kepala.

    Beberapa kejadian lebih serius yang perlu diwaspadai antara lain gangguan sistem saraf seperti vertigo dan insomnia, perubahan warna pada lidah dan stomatitis, urtikaria, sensasi panas seperti terbakar, urine yang berubah warna menjadi lebih gelap, gangguan hematopoietik, serta pertumbuhan kandidiasis. Apabila ada efek samping yang bertambah parah atau menunjukkan gejala serius, segera kunjungi fasilitas kesehatan untuk mendapatkan penanganan. Meskipun tidak semua orang akan merasakan efek samping tersebut, konsultasi dengan dokter atau apoteker tetap diperlukan jika terdapat keprihatinan akan efek tertentu.

    Peringatan dan Perhatian saat Pakai Tinidazole

    Sebelum memulai penggunaan tinidazole, beberapa peringatan penting perlu diperhatikan:

    • Penggunaan pada pasien dengan riwayat diskrasia darah harus dilakukan secara hati-hati.
    • Pemberian tinidazole tanpa indikasi keras medis bisa meningkatkan risiko resistensi bakteri terhadap obat.

    Pastikan penggunaan obat selalu sesuai dengan resep dokter. Waspadai potensi konsekuensi bila mengonsumsi obat ini tanpa petunjuk medis yang tepat.

    Efek Tinidazole untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    Sampai saat ini, belum ada kepastian mengenai dampak konsumsi tinidazole pada ibu hamil maupun pada pertumbuhan janin. Walaupun obat ini mampu melewati plasenta, keamanannya belum terjamin sepenuhnya bagi janin. Pada ibu menyusui, tinidazole dapat terdeteksi dalam ASI hingga 72 jam pasca konsumsi, sehingga perlunya kewaspadaan ekstra. Saran terbaik adalah untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat saat hamil dan menyusui.

    Interaksi Tinidazole dengan Obat Lain

    Interaksi antara tinidazole dan obat-obat lain bisa mengubah efektivitas obat atau memicu efek samping berbahaya. Beberapa obat yang diketahui dapat berinteraksi dengan tinidazole adalah:

    • warfarin,
    • litium,
    • fluorouracil,
    • phenytoin,
    • cyclosporine,
    • inhibitor CYP3A4.

    Selain itu, konsumsi alkohol atau produk tembakau bersamaan dengan obat tertentu juga berpotensi menimbulkan interaksi. Oleh karena itu, seringkali penting untuk menyimpan catatan obat-obat dan suplemen yang dikonsumsi dan mendiskusikannya dengan dokter Anda untuk menghindari interaksi yang tidak diinginkan.

    Mau konsultasi seputar obat dan kesehatan?

    Tanya Apoteker
    Catatan
    FAVO Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
    Kembali ke blog

    Produk Rekomendasi

    Tutup

    -

    Artikel terkait